Jumat, 27 Mei 2011

Journey, day 5

          Pagi ini ditengah mempersiapkan diri untuk menyampaikan materi di PMK Kedokteran Undip, kubuka buku Philip Yancey ”Soul Survivor” yang belum sempat kubaca. Tetap saja ingin terus membaca meski ingat ada janji dengan mahasiswa untuk melihat bahan presentasi mereka yang akan dinilai tim pereview pada salah satu ajang lomba karya ilmiah. Kemudian aku berhenti pada satu bagian yang diceritakan oleh Yancey ”Saya menjadi penulis karena pertemuan saya secara pribadi dengan kekuatan kata-kata, dan saya mendapatkan harapan sehingga kata-kata yang basi, yang arti orisinilnya sudah diselewengkan, dapat diluruskan kembali. Sejak itu, saya memegang teguh sikap mental seorang pengembara karena memang itulah saya. Saya tidak memiliki jabatan agamawi. Saya bukan gembala maupun pengajar, melainkan seorang pengembara biasa, seorang manusia diantara banyak manusia yang tengah melakukan pencarian rohani. Oleh karena itu, saya secara naluri mempertanyakan dan mengevaluasi kembali iman saya dari waktu ke waktu.”
          Seandainya setiap orang yang mengembara mau menuliskannya seperti Yancey... Betapa kita akan diperkaya dalam menyikapi perjalanan hidup kita sendiri. Banyak pertanyaan sulit yang dapat kutemui jawabnya dari membaca buku-buku Philip Yancey. Sayangnya aku harus bergegas karena banyak hal yang harus dikerjakan. Semoga pengembaraanku hari ini kelak dapat memperkaya perjalanan hidup orang lain.