Kamis, 16 Juni 2011

Journey, day 25

   Saya pikir profesi saya adalah profesi yang berat, khususnya untuk tugas membimbing mahasiswa tugas akhir. Meski secara waktu saya tidak terikat dengan jam kerja yang ketat tapi tanggung jawab moralnya begitu besar. Setiap tahun mahasiswa datang dan pergi. Tugas utama saya adalah menjadikan mereka pribadi yang kompeten dalam bidang kimia fisik dan memiliki attitude yang baik. Seperti mesin pencetak suatu produk. Standar produk yang diberlakukan sama, hanya raw materialnya berbeda. Saya bilang berat, karena entah kualitas raw materialnya seperti apa, saya harus mengolahnya sedemikan rupa sehingga menjadi produk yang memenuhi standar.
   Pekerjaan saya bukan suatu proses yang berkelanjutan sehingga suatu saat saya bisa sampai dipuncak keberhasilan tertinggi. Ketika proses berjalan baik dan saya berhasil mendapatkan produk yang berkualitas baik, saya harus melepaskannya dan memulai proses yang baru lagi. Huh.. betapa melelahkan.. Saya bukan orang yang sabar, saya ingin segera mencicipi puding yang saya buat, saya ingin berada digaris depan suatu antrean, saya mati gaya karena listrik padam, saya tidak suka mengulang instruksi dan saya tidak suka menghabiskan waktu menonton film hanya untuk tahu kalau film tersebut ternyata jelek, saya suka mengecek kualitas film dengan mempercepat putaran VCD/DVD. Saya benar-benar tidak sabaran..
   Tapi ternyata ada hal lain yang saya dapatkan. Saya jadi makin banyak belajar dan akhirnya makin banyak yang saya kuasai. Atau bisa dibilang, ternyata saya belajar bersama mereka. Semakin tinggi tuntutan yang saya minta, semakin tinggi pula saya mendorong diri sendiri untuk belajar lebih banyak. Saya pernah memikirkan hal ini, profesi ini tidak akan membuat kaya secara materi, tapi bisakah saya mendapatkan kekayaan dalam hal yang lain? Ternyata banyak kekayaan lain yang saya dapat, saya senang kalau pada akhirnya mahasiswa memiliki tingkat pemahaman setara dengan saya atau bahkan lebih tinggi. Karena itu berarti motivasi yang saya berikan ditangkap dengan cara yang positif. Saya senang kalau mereka bisa menghasilkan karya sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki. Seandainya dulu saya dibimbing seperti saya membimbing mereka, pastinya sekarang saya sudah menjadi orang yang hebat. Tapi ngomong-ngomong, ternyata dari tadi saya banyak menggunakan kata saya.. disamping membosankan, ternyata saya narsis juga ya.. heheee..

Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat. (Yakobus 3:1)