Selasa, 31 Mei 2011

Journey, day 8

            Ada satu hal yang terjadi pada hari minggu kemarin cukup menarik untuk dipikirkan. Berkendaraan menyusuri desa-desa tak jauh dari tempat tinggalku membawa aku dan ibuku di sebuah pasar. Baru kali ini aku mendapati pasar itu ramai dan banyak aktivitas jual beli. Keadaan itu menarik kami untuk berhenti, pikirku siapa tau ada yang bisa kami beli karena aku suka sekali dengan jajan pasar. Dan betul, wow.. banyak dijual makanan..! Mataku langsung menjelajah apa saja yang mau kubeli. Sementara ibuku menangkap hal lain, dia tertawa sambil meminta aku memperhatikan deretan penjual makanan itu. Iya ternyata unik sekali, para penjualnya sudah sepuh tapi terlihat lincah dan gesit melayani pembeli. Sayang sekali aku tidak membawa kamera, banyak obyek bagus sebetulnya. Karena banyak makanan yang sama akhirnya ibuku memilih membeli pada sesorang nenek yang masih kelihatan cantik dan bersih. Sejak saat itu kami terus mengamati orang-orang di pasar itu dan kami kembali tertawa karena memang banyak penjual yang sudah sepuh tapi masih semangat bekerja.
            Ketika meninggalkan pasar itu karena kuatir bakal kehabisan bensin, akhirnya aku memutuskan untuk membeli bensin pada sebuah warung di depan pasar. Ternyata yang jual bensin juga sudah sepuh, seorang nenek yang kemudian bercerita kalau usianya 85 tahun. Aku hampir saja turun untuk membantu dia mengambil bensin tapi ternyata dia masih kuat dan gesit. Tangan dan kakinya masih kokoh, bahkan kain kebayanya tidak menghalangi geraknya. Raut mukanya nampak bahagia ketika dia bercerita tentang usianya dan bagaimana dia merasa heran dengan orang muda jaman sekarang yang gampang sakit. Kami meninggalkan nenek itu sambil terus berdiskusi. Aku pikir hanya di negara-negara makmur orang bisa panjang umur. Seperti ibu dari prof. Dieter Siezow yang pada tahun 2006 berusia lebih dari 90 tahun, dia masih bisa urus dirinya sendiri dan tinggal di apartemennya seorang diri. Kualitas hidup yang baik dan jaminan kesehatan dari pemerintah membuat orang jerman lebih menikmati hidup sehingga bisa bertahan sampai usia lanjut. Aku bahkan sempat geli ketika prof. Siezow menceritakan bagaimana ibunya mulai gelisah karena tidak meninggal juga. Aku geli karena pada umumnya orang ingin menghindari kematian tapi ibu itu malah gelisah menanti kematian yang tidak kunjung datang sementara dia tidak sedang menderita sakit.
            Ibuku bilang, orang-orang yang sampai tua masih kuat bekerja pastinya dari muda dia memang suka bekerja. Aku pikir benar juga pendapat ibuku, mereka yang bekerja dengan sukacita dan mengucap syukur dengan setiap hal yang mereka peroleh menjadi sehat dan tetap kuat. Esok pagi dia akan bekerja lagi dengan penuh harapan dan dengan pola pikirnya yang sederhana, mereka nampak lebih berbahagia. Berbeda dengan mendiang ibunya Prof. Siezow (belia akhinya meninggal sekitar seminggu setelah pembicaraan saya dengan anaknya), dia bosan karena merasa tidak lagi berkarya. Padahal apa kata alkitab? Umur panjang adalah berkat. Sampai disini sepertinya saya harus merenungkannya lagi. Apa sebenarnya yang disebut dengan berkat?