Jumat, 09 September 2011

Journey, day 106


Saya terlambat membaca sebuah sms, begini bunyinya ”Ibu, saya sudah sampai, tapi kalau ibu masih sibuk tidak apa-apa, saya akan tunggu.” Seminggu ini banyak sekali yang harus saya kerjakan, semuanya mendesak dan penting. Sms tadi dikirim karena memang saya ada janji dengan anak PMK untuk belajar menggunakan kamera. Dia yang akan mengajari saya. Ternyata tidak cuma satu, karena akhirnya saya diajari oleh dua orang sekaligus.. Kami bertemu ketika saya sudah letih dan mereka tetap mengajari saya dengan semangat.
Saat kami sibuk dengan kamera, satu persatu anak-anak PMK yang lain datang, karena memang mereka hendak rapat persiapan retret. Demi rasa lelah dan kepala yang telah penuh, akhirnya saya tinggalkan mereka. Sambil coba mempertahankan memori tentang ISO, diafragma, fokus, ligthing, dll, saya hendak beristirahat. Tapi sampai saya pulang, bahkan ketika hendak beranjak tidur, saya masih mengingat anak-anak PMK itu. Ada perasaan yang tidak bisa saya jelaskan. Saya mencoba mereview ulang masa 10 tahun yang lalu, ketika saya memutuskan profesi yang hendak saya tekuni, merekalah motivasi saya. Saya merelakan banyak hal demi kerinduan untuk tetap bisa melayani mahasiswa. Dan saat ini, ketika saya sudah ada ditempat yang saya inginkan, mengapa saya merasa sangat jauh?
Ini menjadi kali pertama dalam rentang waktu empat tahun, saya berdoa sambil membayangkan wajah-wajah mereka. Saya pernah minta dipertemukan dengan wajah-wajah ini, tapi mengapa sekarang saya mengabaikannya..? Dan inilah doa saya:
”Tuhan, berkatilah mereka ini,
yang dalam kemudaannya rindu untuk mengenal Engkau.
Bimbinglah, supaya mereka mau memilih jalan yang Engkau sediakan.
Yakinkanlah pada mereka, kalau selalu tersedia jalan pulang ketika mereka ingin mencoba mengambil jalan mereka sendiri.
Berilah mereka kesanggupan untuk bertahan dan berjuang.
Dan di atas semua itu, berilah mereka hati yang mengasihiMu
dengan kasih yang memerdekakan.”
Amien
             Saya tidak tahu, apa yang hendak saya lakukan kepada mereka selanjutnya.? Tapi yang jelas, saya harus memulainya dengan meminta supaya beban itu dikembalikan ke dalam hati saya dan saya diberi kesanggupan untuk mengasihi pribadi demi pribadi. Semoga Allah berkenan..